Para
santri pondok umumnya adalah juga siswa/peserta didik di sekolah formal mulai
dari tingkat SD/MI – SLTA dengan waktu belajarnya setiap hari jam 7 – 13. Karenanya, kegiatan Pembelajarandi Pondok dilakukan pada
sore hari dari jam 15.00-17.30.
Secara Umum
model pembelajaran atau materi pendidikan pada madrasah Diniyah Salafiyah Nurul
Huda mempunyai pembahasan yang sama dalam setiap kelas dan jenjang, hanya saja
kedalaman materinya yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang diajarkan dalam
pendidikan Madrasah diniyah Salafiyah Nurul Huda ini menggunakan literatur
kitab Kuning
Kegitan belajar Pondok Pesantren dibagi menjadi dua program,
yaitu Kurikuler dan Ekstra Kurikuler.
1.
Progam
Kurikuler
Ø Madrasah Diniyah
Dengan bermodel pendidikan Salafiyah dan tetap menyesuaikan dengan
zaman, maka MADIN Nurul Huda membagi jenjang pendidikannya menjadi tiga:
a.
MADIN
Ula, di tempuh selama 3 tahun
b.
MADIN
Wushtho, di tempuh selama 2 tahun
c.
MADIN
Ulya, ditempuh selama 3 tahun
Metode pengajaran yang dipakai
menganut metode Ulama’ terdahulu ya’ni metode sorogan disesuaikan dengan kurikulum dari Departemen Agama.
Pengajian kepada Bapak Pengasuh PPS Nurul Huda (KH. Masykur Hafidz)
Pembelajaran Madrasah Diniyah PPS Nurul Huda
Dewan Asatidz Madrasah Diniyah PPS Nurul Huda
Ø TPQ – LPQ
Metode pembelajaran cara membaca Al-Qur’an yang digunakan adalah
Metode Qiro’ati .
Metode
Qiro’ati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan
mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Dari pengertian
di atas dapat diketahui bahwa dalam metode qiro’ati terdapat dua pokok yang
mendasari yakni :membaca Al-Qur’an secara langsung dan pembiasaan pembacaan
dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid .membaca Al-Qur’an secara langsung
maksudnya adalah dalam pembacaan jilid ataupun Al-Qur’an tidak dengan cara
mengejah akan tetapi dalam membacanya harus secara langsung. Metode Qiroati
merupakan metode yang yang bisa dikatakan metode membaca al-qur'an yang ada di
Indonesia, yang terlepas dari pengaruh arab. Metode ini pertama kali disusun
pada tahun 1963, hanya saja pada waktu itu buku metode qiroati belum disusun
secara baik.Dan hanya digunakan untuk mengajarkan anaknya dan beberapa anak
disekitar rumahnya, sehingga sosialisasi metode qiroati ini sangat kurang.
Berasal
dari metode qiroati inilah kemudian banyak sekali bermunculan metode membaca
al-qur'an seperti metode Iqro', metode An- Nadliyah, metode Tilawaty, metode
Al-Barqy dan lain sebagainya. Diawal penyusunan metode qiroati ini terdiri dari
6 jilid, dengan ditambah satu jilid untuk persiapan (pra-TK), dan dua buku
pelengkap dan sebagai kelanjutan dari pelajaran yang sudah diselesaikan, yaitu
juz 27 serta ghorib Musykilat (kata-kata sulit).
2.
Program
Ekstra Kurikuler
Ø Tahfidzul Qur’an
Ø Pengajian Sorogan diluar jam MADIN dan TPQ – LPQ
Ø Kursus IT
Ø Bahasa Inggris
Ø Hadrah Ishari
Ø Tata Busana
Ø Tata Boga
Ø Seni Hadroh Al Banjari
Ø Seni Kaligrafi
Ø Silat Pagar Nusa
Ø Training Khithobah
Ø Pembacaan Rotib Al haddad, Maulidul Burdah dan Maulidud Diba’,
Simtu Dhuror
Setelah menempuh jenjang pendidikan diatas setiap santri diharapkan
berhidmah ke pondok minimal dua tahun, sebagai wujud bakti seorang santri
kepada pondok bila tidak ditugaskan mengajar diberbagai tempat.
Pencak silat
Hadrah Al-Banjari PPS Nurul Huda
0 komentar:
Posting Komentar